Contoh PTK Bab 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prapenelitian

Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit. Penelitian dilaksanakan di bulan February 2008, dimulai minggu terakhir atau minggu ke empat sampai minggu pertama bulan April. Penelitian dilaksanakan terhadap 20 siswa kelas I Hidrogen dari total keseluruhan 38 siswa. Pelajaran Bahasa Inggris, merupakan salah satu mata pelajaran yang kelasnya dibagi menjadi dua kelas kecil yang ditujukan agar pembelajaran kelas menjadi lebih efektif dan terfokus. Dari dua kelas kecil tersebut, ternyata dua puluh siswa yang masih lemah dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Ini berarti seluruh siswa dari satu kelas kecil tersebut masih lemah. Namun berbeda tingkat kesulitannya.

Sesuai dengan judul penelitian, penulis meneliti tentang penguasaan vocabulary atau kosa kata dalam Bahasa Inggris. Dari ketiga kelas satu, yaitu kelas I Hidrogen, I Oksigen, dan I Nitrogen, kelas I H merupakan kelas yang paling banyak siswa yang lemah dalam vocabulary yaitu 16 anak dan 4 anak dengan kategori cukup dari 39 siswa, I O 8 anak dari 38 siswa, dan I N 5 anak dari 39 siswa. Jadi penelitian dilaksanakan di kelas I H untuk meningkatkan penguasaan vocabulary dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Permainan scrabble yang diterapkan di kelas I H merupakan permainan scrabble yang sederhana agar siswa cepat tanggap dan tidak menyulitkan siswa dengan peraturan-peraturan permainan scrable yang sebenarnya. Yaitu hampir sama dengan permainan teka teki silang namun tiap huruf yang disusun mendapat poin-poin tertentu. Seperti huruf “E“ atau huruf “O” poinnya hanya 1 karena frekuensi kemunculan huruf besar. Jumlah poin antara 1 sampai 10 poin. Pada papan permainan terdapat kotak berwarna merah bertuliskan “triple-word” yaitu mengalikan 3 total poin yang didapat dari sebuah kata. Kotak berwarna merah jambu bertuliskan “double-word” yaitu mengalikan 2 total poin yang didapat dari sebuah kata. Kotak berwarna biru tua bertuliskan “triple-letter” yaitu mengalikan 3 nilai huruf yang diletakkan diatasnya. Kotak berwarna biru tua bertuliskan “double-letter” yaitu mengalikan 2 nilai huruf yang diletakkan diatasnya. Siswa yang paling banyak mengumpulakan poin dinyatakan sebagai pemenang dan diberikan Reward sebagai penghargaan.

Pelaksanaan penelitian secara rinci diuraikan di bawah ini:

A. Siklus Pertama

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode permainan

b. Menyiapkan media pembelajaran untuk 2x pertemuan yaitu papan

permainan, keping-keping huruf dari A-Z.

c. Menyusun format penilaian

d. Menyusun lembar pengamatan guru tentang pelaksanaan pembelajaran

vocabulary melalui permainan scrabble

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melakukan apersepsi sebagai upaya membangkitkan pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan Vocabulary Bahasa Inggris dan kegiatan yang pernah dilakukan. Guru membangkitkan ingatan siswa tentang Vocabulary yang pernah dipelajari (5 menit).

b) Guru mendemonstrasikan permainan scrabble di depan kelas (5 menit).

c) Dua orang siswa diberi kesempatan untuk bermain ke depan kelas (10 menit)

d) Siswa dipersilakan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa (2 menit)

e) Siswa diminta bermain dengan masing-masing kelompoknya dengan kelompok lain (40 menit)

Selama siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat membentuk sebuah kata dan agar mendapat nilai tertinggi. Selama anak berdiskusi guru berkeliling mengamati jalannya diskusi perkelompok dan memberi penjelasan apabila didapati siswa yang masih lambat bermain.

f) Siswa (masih berkelompok) bersama guru mendiskusikan hasil permainan secara lisan dan klasikal, sehingga mereka saling mengisi kekurangan masing-masing kelompok. Guru berperan sebagai moderator, membimbing dan meluruskan jalannya diskusi (8 menit)

Peneliti, yaitu guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah disiapkan.

Pada tahap pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan rincian waktu 2(2 x 35 menit). Dari 6 tahap pembelajaran yang telah disusun, belum semuanya berjalan dengan maksimal karena masih banyak siswa yang tertinggal dalam artian gagal bermain dengan baik.

3. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Pada tahap ini guru mengenali dan mendokumentasikan seluruh proses dan hasil perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Ada tiga hal yang diamati yaitu ketepatan strategi yang disusun, ketepatan format asesmen yang disusun, keaktifan siswa, dan ketepatan penerapan asesmen oleh guru.

Pada tahap observasi ini dilaporkan tentang ketepatan rancangan yang dipersiapkan termasuk format asesmen, pelaksanaan kegiatan oleh guru, dan kondisi siswa.

Dengan waktu yang tersedia, 2X35 menit, masih kurang. Karena permainan ini masih kali pertama bagi siswa apalagi untuk siswa kelas satu sekolah dasar. Mereka masih butuh waktu yang banyak untuk penyesuaian dalam permainan scrabble yang nota bene masih merupakan permainan baru bagi mereka. Penguasaan vocabulary yang masih lemah menjadi hambatan yang signifikan. Sehingga jalannya proses pembelajaran belum dapat dilakukan secara maksimal.

Bagi siswa, Bahasa Inggris masih dianggap momok oleh beberapa siswa, terbukti dari celetuk-celetuk lucu siswa yang sempat terlontar ketika mereka mulai putus asa karena dead end ditengah-tengah permainan. Yaitu mereka adalah orang Indonesia bukan orang Inggris yang sejak lahir langsung bisa berbicara Bahasa inggris. Keputus-asaan siswa terjadi karena mereka sudah merasa tidak ada kata lagi yang dapat disusun sesuai dengan huruf yang bisa diletakkan huruf lagi hingga menjadi satu kata. Peran guru disini amat penting sebagai pendamping yang baik agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru menyarankan membentuk huruf baru agar dapat terbentuk kata baru

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang butuh proses untuk dimengerti bagi mereka terlebih untuk permainan baru yaitu scrabble. Pada siklus satu ini, permainan dirasa amat sulit karena selain memperhatikan ketepatan memilih huruf, siswa harus memperhatikan strategi atau langkah-langkah yang harus diambil agar terbentuk satu kata

Serta ketepatan dalam berhitung karena tiap huruf yang dipasang memiliki nilai dengan total nilai per huruf apabila berhasil membentuk kata,dengan bonus-bonus yang akan dikantongi apabila berhasil sampai pada kotak-kotak berwarna yang berisi poin yang dilipat gandakan.

Namun kesulitan bisa diatasi guru dengan lebih aktif berkeliling ke masing-masing kelompok untuk memberikan bimbingan. Dengan bimbingan guru tersebut siswa menjadi termotivasi untuk melakukan permainan yang tepat. Di samping memberikan bimbingan, guru juga memberikan motivasi belajar kepada siswa.

  • Pada siklus I pertemuan 1 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.1

Nama Kelompok

Aspek Yang Dinilai

Ketepatan Berhitung

Ketepatan Strategi

Ketepatan Memilih Kosa Kata

Keaktifan Siswa

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

§ Kelompok Orchid

§ Kelompok Lion

§ Kelompok Eagle

§ Kelompok Lily

§ Kelompok Owl

§ Kelompok Jasmine

§ Kelompok Rose

§ Kelompok Big Shark

§ Kelompok Sun Flower

§ Kelompok Honey

Keterangan :

K : kurang dari 60 B : 80 s.d 90 C : 60 s.d 79 SB : 91 s.d 100

Dari pekerjaan yang berhasil dikumpulkan diketahui bahwa tidak semua kelompok dapat menyelesaikan permainan. Ada satu kelompok yang belum sama sekali. Dan dua kelompok yang hanya membentuk dua kata. Jadi ada tiga kelompok yang gagal dalam permainan. tiga kelompok berhasil dan kelompok lain sedang dengan nilai 60. Dari jumlah siswa yang benyak mengalami kesulitan, pada siklus pertama pertemuan 1 belum mencapai hasil yang memuaskan. Untuk itu dilanjutkan ke pertemuan ke dua.

  • Pada siklus I pertemuan 2 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.2

Nama Kelompok

Aspek Yang Dinilai

Ketepatan Berhitung

Ketepatan Strategi

Ketepatan Memilih Kosa Kata

Keaktifan Siswa

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

§ Kelompok Orchid

§ Kelompok Lion

§ Kelompok Eagle

§ Kelompok Lily

§ Kelompok Owl

§ Kelompok Jasmine

§ Kelompok Rose

§ Kelompok Big Shark

§ Kelompok Sun Flower

§ Kelompok Honey

Warna check list merah menunjukkan adanya peningkatan

Keterangan :

K : kurang dari 60 B : 80 s.d 90

C : 60 s.d 79 SB : 91 s.d 100

Perhitungan jumlah persentase dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kelompok dengan kategori ”baik” 3. Kelompok dengan kategori ”kurang”

x 100% = P x 100% = y

x 100 % = 20 % 3 x 100% = 30 %

10

2. Kelompok dengan kategori ”cukup” atau sedang

x 100% = P

x 100% = 50 %

Jadi pada siklus I pertemuan kedua terjadi peningkatan 20 % untuk kategori baik, 70 % untuk kategori cukup dan 10 % untuk kategori kurang.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dilakukan perbaikan yaitu

  1. Guru memberikan kosa kata bantu untuk mempermudah siswa dalam melangkah.
  2. Memberikan penjelasan lebih matang lagi tentang prosedur permainan.
  3. Siswa tetap bermain secara kelompok agar dapat lebih maksimal lagi.

Langkah-langkah tersebut diambil berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

Berkaitan dengan keaktifan siswa, meskipun siswa mengalami banyak kesulitan terutama dengan strategi dan pemilihan huruf hingga menjadi kata yang sempurna, namun siswa sangat aktif untuk bertanya kepada guru selaku peneliti yang terlibat membantu kegiatan belajar di kelas serta keaktifan dalam bekerja dan berdiskusi. Minat siswa untuk dapat membentuk kata dan dapat berhasil keluar menjadi pemenang sangat besar. Demikian juga guru, tidak berhenti berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memberikan bimbingan kepada siswa.

B. Siklus Kedua

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode permainan.

b. Menyiapkan media pembelajaran untuk 2x pertemuan yaitu papan permainan, huruf-huruf dari A-Z.

c. Menyusun format penilaian.

d. Menyusun lembar pengamatan guru tentang pelaksanaan pembelajaran

vocabulary melalui permainan scrabble.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melakukan apersepsi sebagai upaya membangkitkan pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan Vocabulary Bahasa Inggris dan kegiatan yang pernah dilakukan. Guru membangkitkan ingatan siswa tentang Vocabulary yang pernah dipelajari (5 menit).

b) Guru mendemonstrasikan permainan scrabble di depan kelas (5 menit).

c) Dua orang siswa diberi kesempatan untuk bermain ke depan kelas (10 menit)

d) Siswa dipersilakan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa (2 menit)

e) Siswa diminta bermain dengan masing-masing kelompoknya dengan kelompok lain (40 menit)

Selama siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat membentuk sebuah kata dan agar mendapat nilai tertinggi. Selama anak berdiskusi guru berkeliling mengamati jalannya diskusi perkelompok dan memberi penjelasan apabila didapati siswa yang masih lambat bermain.

f) Siswa (masih berkelompok) bersama guru mendiskusikan hasil permainan secara lisan dan klasikal, sehingga mereka saling mengisi kekurangan masing-masing kelompok. Guru berperan sebagai moderator, membimbing dan meluruskan jalannya diskusi (8 menit)

Peneliti, yaitu guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah disiapkan.

Pada tahap pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan rincian waktu 2(2 x 35) menit dengan dua kali permainan yaitu dengan bergantian lawan bermain. Hal ini dilakukan karena untuk membiasakan siswa dalam permainan scrabble secara individu. Dan dalam minggu yang sama. Dari 6 tahap pembelajaran yang telah disusun, belum semuanya berjalan dengan maksimal karena masih ada siswa yang tertinggal dalam artian gagal bermain dengan baik.

3. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Pada tahap ini guru mengenali dan mendokumentasikan seluruh proses dan hasil perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Ada tiga hal yang diamati yaitu ketepatan strategi yang disusun, ketepatan format asesmen yang disusun, keaktifan siswa, dan ketepatan penerapan asesmen oleh guru.

Pada tahap observasi ini dilaporkan tentang ketepatan rancangan yang dipersiapkan termasuk format asesmen, pelaksanaan kegiatan oleh guru, dan kondisi siswa.

Dengan waktu yang tersedia, 2X35 menit, masih juga belum cukup untuk menuntaskan target yaitu terbantuknya kata sebanyak-banyaknya. Hal ini dikarenakan penguasaan vocabulary yang masih lemah menjadi hambatan yang masih cukup besar. Sehingga jalannya proses pembelajaran belum juga dapat dilakukan secara maksimal.

Keputus-asaan masih terjadi dari beberapa siswa yang masuh juga mengalami dead end. Terlebih pada pertemuan pertama. Hal ini masih terbawa konsep ketika masih bermain secara kelompok. Guru masih juga memberi pendekatan-pendekatan pembelajaran yaitu dengan konstruktiistik agar siswa lebih mandiri lagi dalam mengerjakan satu permainan. Namun dalam pertemuan ke dua, siswa mulai lancar dalam

bermain meskipun masih agak lambat.

Kesulitan dapat diatasi guru dengan tetap aktif berkeliling ke masing-masing kelompok untuk memberikan bimbingan. Dengan bimbingan guru tersebut siswa menjadi termotivasi untuk melakukan permainan yang tepat. Di samping memberikan bimbingan yang berupa pendekatan individual, guru juga memberikan motivasi belajar kepada siswa.

§ Pada siklus 2 pertemuan 1 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.3

Nama Kelompok

Aspek Yang Dinilai

Ketepatan Berhitung

Ketepatan Strategi

Ketepatan Memilih Kosa Kata

Keaktifan Siswa

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

§ Kelompok Orchid

§ Kelompok Lion

§ Kelompok Eagle

§ Kelompok Lily

§ Kelompok Owl

§ Kelompok Jasmine

§ Kelompok Rose

§ Kelompok Big Shark

§ Kelompok Sun Flower

§ Kelompok Honey

Keterangan :

K : kurang dari 60 B : 80 s.d 90 C : 60 s.d 79 SB : 91 s.d 100

Ada peningkatan hasil belajar dengan dilakukannya perbaikan pada siklus kedua ini. Sebanyak 4 kelompok telah dapat bermain dengan benar meskipun masih agak kaku dan kurang bagus. Pada siklus pertama menunjukkan hasil yang jauh atau minim sekali memngumpulkan nilai hingga kata yang terbantukpun sedikit.. Meskipun belum ada hasil yang sangat memuaskan atau sangat baik. Maka dilanjutkan ke pertemuan ke 2.

§ Pada siklus 2 pertemuan 2 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.4

Nama Kelompok

Aspek Yang Dinilai

Ketepatan Berhitung

Ketepatan Strategi

Ketepatan Memilih Kosa Kata

Keaktifan Siswa

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

§ Kelompok Orchid

§ Kelompok Lion

§ Kelompok Eagle

§ Kelompok Lily

§ Kelompok Owl

§ Kelompok Jasmine

§ Kelompok Rose

§ Kelompok Big Shark

§ Kelompok Sun Flower

§ Kelompok Honey

Warna check list merah menunjukkan adanya peningkatan

Keterangan :

K : kurang dari 60

C : 60 s.d 79

B : 80 s.d 90

SB : 91 s.d 100

Perhitungan jumlah persentase dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kelompok dengan kategori ”sangat baik” 3. Kelompok dengan kategori ”cukup” atau sedang

x 100% = P x 100% = P

x 100 % = 20 % x 100% = 20 %

2. Kelompok dengan kategori ”baik” 4. Kelompok dengan kategori ”kurang”

x 100% = P x 100% = y

x 100 % = 50 % 1 x 100% = 10 % 10

Jadi pada siklus 2 pertemuan kedua terjadi peningkatan 20 % untuk kategori sangat baik, 50 % untuk kategori baik dan 20 % untuk kategori cukup dan 10 % untuk kategori kurang.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dilakukan perbaikan yaitu :

  1. Langkah.yang diterapkan oleh guru sudah tepat mengingat peningkatan siswa menunjukkan jumlah yang signifikan.
  2. Penjelasan lebih diperdalam lagi kerena masih terbatasnya pengertian permainan scrabble bagi siswa.
  3. Kesempatan yang diberikan siswa untuk bermain secara kelompok lagi amat tepat karena proses pembelajaran dapat lebih maksimal dan menyenangkan.
  4. Tak ada siswa yang pasif karena semua siswa ingin mengumpulkan nilai tertinggi dan keluar sebagai pemenang.

Sekian jumlah siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan perlu dipertahankan sehingga dalam siklus ketiga nanti akan lebih sempurna lagi. Hanya tinggal selangkah lagi yaitu penguatan terhadap vocabulary. Karena kesulitan yang masih dialami siswa adalah terletak pada penguasaan vocabulary. Sebelum dilaksanakan siklus ketiga, yaitu pada minggu selanjutnya ( satu minggu 6 jam mata pelajaran ) siswa diberikan tugas menghafal vocabulary sebanyak-banyaknya dalam tiga hari ( Untuk kelas I H, jadwal mata pelajaran Bahasa Inggris Senin, Selasa dan Kamis ). Sehingga pertemuan berikutnya siswa diharapkan sudah mengantongi sejumlah vocabulary Bahasa Inggris.

C. Siklus Ketiga

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode permainan

b. Menyiapkan media pembelajaran untuk 2x pertemuan yaitu papan

permainan, huruf-huruf dari A-Z.

c. Menyusun format penilaian yaitu kinerja dan produk

d. Menyusun lembar pengamatan guru tentang pelaksanaan pembelajaran

vocabulary melalui permainan scrabble

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melakukan apersepsi sebagai upaya membangkitkan pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan Vocabulary Bahasa Inggris dan kegiatan yang pernah dilakukan. Guru membangkitkan ingatan siswa tentang Vocabulary yang pernah dipelajari (5 menit).

b) Guru mendemonstrasikan permainan scrabble di depan kelas (5 menit).

c) Siswa dipersilakan membentuk kelompok-kelompok kecil seperti kelompok sebelumnya yang terdiri dari 2 siswa (2 menit)

d) Siswa diminta bermain secara individu (42 menit)

Selama siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat membentuk sebuah kata dan agar mendapat nilai tertinggi. Selama anak berdiskusi guru berkeliling mengamati jalannya diskusi perkelompok dan memberi penjelasan apabila didapati siswa yang masih lambat bermain.

e) Siswa (masih berkelompok) bersama guru mendiskusikan hasil permainan secara lisan dan klasikal, sehingga mereka saling mengisi kekurangan masing-masing kelompok. Guru berperan sebagai moderator, membimbing dan meluruskan jalannya diskusi (8 menit)

f) Guru memberikan penguatan dan mengadakan evaluasi berupa soal-soal latihan.

Peneliti, yaitu guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah disiapkan.

Pada tahap pelaksanaan siklus III ini dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan rincian waktu 2 x 2 x 35 menit dengan dua kali permainan yaitu dengan bergantian lawan bermain. Pada siklus ketiga ini semua tahap dapat dilaksanakan sampai pada tahap ke 6, yakni penyempurnaan dari siklus-siklus sebelumnya. Siswa setelah melampaui diskusi kelas serta secara individu. Hasil permainan mereka menjadi lebih baik. Namun pemahaman tentang permainan scrabble itu sendiri masih terjadi kesulitan tapi dalam tingkat yang rendah sekali atau dengan siswa yang hanya dua siswa yang masih gagal.

3. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Pada tahap ini guru mengenali dan mendokumentasikan seluruh proses dan hasil perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Ada tiga hal yang diamati yaitu ketepatan strategi yang disusun, ketepatan format asesmen yang disusun, keaktifan siswa, dan ketepatan penerapan asesmen oleh guru.

Pada tahap observasi ini dilaporkan tentang ketepatan rancangan yang dipersiapkan termasuk format asesmen, pelaksanaan kegiatan oleh guru, dan kondisi siswa. Pada siklus ini waktu yang diberikan yaitu 2X35 menit, dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh siswa dan ada banyak siswa yang mampu membentuk banyak kata Sehingga jalannya proses pembelajaran sudah dapat dilakukan secara maksimal.

Pada siklus 3 pertemuan 1 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.5

Nama Kelompok

Aspek Yang Dinilai

Ketepatan Berhitung

Ketepatan Strategi

Ketepatan Memilih Kosa Kata

Keaktifan Siswa

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

K

C

B

SB

Aqsha nuril

amalia nurul

amanda okky

asmi rizaldi

aulia regita

aulian refaldi

A. dwi nanda

bagas arif

bayu andana

david ardan

dimas pratama

elvanda

erza E

evanda catur

firsyalita

hanif A

ibrahim

ihda

intan

kevin


Keterangan :

K : kurang dari 60

C : 60 s.d 79

B : 80 s.d 90

SB : 91 s.d 100

Perhitungan jumlah persentase dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kelompok dengan kategori ”sangat baik” 3. Kelompok dengan kategori ”cukup” atau sedang

x 100% = P x 100% = P

x 100 % = 15 % x 100% = 20 %

2. Kelompok dengan kategori ”baik” 4. Kelompok dengan kategori ”kurang”

x 100% = P x 100% = y

x 100 % = 55 % 2 x 100% = 10 %

20

Jadi pada siklus 3 pertemuan pertama sejumlah 15 % siswa dengan kategori Sangat baik, 55 % siswa dengan kategori cukup dan 10 % siswa dengan kategori kurang.

Ada peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan dilakukannya perbaikan pada siklus kedua ini. Sebanyak 18 siswa telah dapat bermain dengan benar. Pada siklus pertama menunjukkan hasil yang jauh atau minim sekali memngumpulkan nilai hingga kata yang terbantukpun sedikit. pada siklus kedua terjadi peningkatan meskipun belum ada hasil yang sangat memuaskan atau sangat baik.

Dan pada siklus yang ketiga ini terjadi peningkatan yang amat baik, yaitu sejumlah 18 siswa mulai banyak menguasai vocabulary terutama vocabulary dasar. Dengan penjabaran sebagai berikut, 3 siswa dengan hasil ”sangat baik” pada tiap kriteria permainan jadi bisa disimpulkan bahwa ada 55 % siswa dengan kategori baik, 20 % kategori cukup dan 10 % dengan kategori kurang. Hanya tinggal dua siswa yang masih tertinggal karena dalam pembelajaran sehari-hari, selain Bahasa Inggris, juga “terlambat” dalam memahami materi pelajaran. Terlambatnya dua siswa ini dalam menguasai vocabulary tidak mempengaruhi proses belajar mengajar sehingga tidak menyebabkan teman-temannya terganggu.

Kenaikan jumlah siswa yang mendapat nilai baik cukup signifikan menunjukkan bahwa siswa tidak hanya dapat memperbaiki kemampuan mengingat kosa kata tetapi juga mampu mengembangkan kata yang berawal dari satu huruf menjadi kata yang memiliki arti.

Hasil observasi sudah tampak adanya hasil yang memuaskan. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tiga siklus tersebut ternyata benar-benar membutuhkan curahan perhatian, kemampuan, dan ketelitian guru. Penguasaan vocabulary Bahasa Inggris yang sangat rendah bagi siswa kelas I H MINU Pucang Sidoarjo merupakan kendala yang sangat berarti dalam pencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan menghafal yang terkadang rendah (sebab utama adalah sifat malas) dan bahasa yang tinggi yang menuntut kemampuan bahasa yang bagus merupakan dua hal yang sangat kontradiktif. Namun kendala tersebut telah dapat diatasi dengan pelan namun pasti melalui tiga siklus penelitian ini. Dengan permainan scrabble ini, siswa terpacu untuk menambah vocabulary agar keluar sebagai pemenang dan mendapatkan reward yang berupa penghargaan yaitu nama siswa dimasukkan dalam papan reward dan mendapat hadiah kejutan dari guru.

Guru dan siswa aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris melalui permainan scrabble. Siswa tidak henti-hentinya menanyakan sesuatu yang mereka tidak ketahui. Sedangkan guru juga tidak bosan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa. Dari keaktifan guru dan siswa tersebut, terwujud suasana kelas yang hidup, penuh semangat belajar. Suasana pembelajaran seperti itu harus dipertahankan. Kemampuan Bahasa Inggris siswa masih harus ditingkatkan. Perlu ditata lagi materi yang akan diberikan kepada siswa dan disusun strategi belajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa.

Pada siklus 3 pertemuan kedua, siswa diberikan soal latihan yang berisi tentang kata-kata umum yang sehari-hari digunakan atau kata yang ada dalam lembar permainan scrabble.

B. Hasil Belajar

Tabel 4.6

No

Kode Siswa

Afektif

Kognitif

Nilai

T

TT

Nilai

T

TT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

X 001

X 002

X 003

X 004

X 005

X 006

X 007

X 008

X 009

X 010

X 011

X 012

X 013

X 014

X 015

X 016

X 017

X 018

X 019

X 020

80

80

70

80

90

80

80

75

80

80

75

80

50

90

80

80

75

90

80

75

85

78

65

75

100

80

80

78

80

80

75

75

45

100

80

78

75

100

75

72

Dari tabel hasil belajar siswa I H tersebut dapat diketahui bahwa ada 15 % siswa tidak tuntas dan 85 % siswa tuntas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Cerpen (Untuk Pemula)

Radang Vagina (Servisitis)